Soto Betawi “Bang Thamrin”

Kali ini saya akan mengulas sebuah resto cafe di Gedung Sarinah Jl. M.H. Thamrin di Jakarta. Dari pintu masuk pilih eskalator turun menuju ke basement, persis di depan Hero Supermarket terdapat area makan yang terdiri dari beberapa ruang semi resto dan area makan semacam food court yang dinamakan Cafe de Sarinah. Ada berbagai pilihan makanan disana, namun yang menarik buat saya adalah Soto Betawi Bang Thamrin yang berada di sisi sebelah kanan. Cuaca yang mendung dan dingin membuat saya menjatuhkan pilihan untuk makan siang disana, pasti bikin hangat dan seger, apa lagi jika sambalnya ekstra pedas. Bayangan itu yang mampir di benak sebelum memutuskan untuk masuk area semi resto-nya.

Masuk ke dalam area resto, rupanya suhu ruangan lebih hangat dibandingkan dengan area food court-nya, mungkin ada gangguan dengan sistem pendingin ruangan atau mungkin karena efek panasnya kompor dari dapur, karena antara dapur dan dining room hanya dibatasi oleh juntaian bambu-bambu kecil yang dipasang jarang. Untuk memberikan kesan dapur terbuka, fikirku.

Saya pesan soto daging paru dan juice jambu biji merah, sedangkan teman saya memesan soto kaki dan es teh manis. Sambil menunggu, naluri saya setiap kali masuk restoran timbul : ingin mengetahui kelebihan-kelebihan dari konsep restoran, design, service dan taste makanannya. Sementara makanan sedang disiapkan oleh karyawan, saya mulai mengamati meja, kursi, dinding, karyawan, buku menu, tata cahaya  dan peralatan yang digunakan.

Dekorasi cukup sederhana, ornamen penghias dinding hanya sampai setengah badan, selebihnya polos, tanpa foto frame atau gambar-gambar lainnya. Yang cukup dominan adalah permainan kesan kayu pada furnitur. Meja dan kursi bertekstur kayu halus diplitur mengkilap. Terdiri dari meja dan kursi panjang, meja untuk dua orang, dan yang menarik perhatian adalah penggunaan kursi (mungkin jati) besar khas betawi di salah satu pojo ruangan, menonjolkan Betawi pada interiornya. Tidak hanya itu, pencahayaan menggunakan beberapa lampu (mirip petromak) khas betawi yang sering saya lihat di pekarangan rumah Si Doel Anak Sekolahan, unik, tidak terlalu terang dan memperkuat kesan resto cafe.

Buku menu yang digunakan adalah konsep hard cover dengan gambar dan daftar menu pada salah satu sisinya. Selain kemungkinan karena menunya yang tidak terlalu banyak, konsep ini juga mempermudah customer untuk memilih makanan tanpa harus membolak-balik atau membuka halaman demi halaman untuk mencari makanan yang sesuai dengan selera. Karyawan-pun berpenampilan tidak terlalu istimewa, hanya pakaian a’la betawi yang jarang saya lihat digunakan sebagai ciri khas betawi. Karena yang sering saya amati, khas betawi itu adalah kaos oblong putih dan celana batik.

Soto Betawi Bang Thamrin

Soto Betawi Bang Thamrin

Akhirnya pesanan kami datang. Sempat kaget dengan konsep penyajian soto di Soto Betawi Bang Thamrin ini, karena saya baru pertama kali ini melihat soto dihidangkan menggunakan mangkuk (lebih tepatnya alat) dengan pemanas di bawahnya. Konsep serupa namun diterapkan pada masakan lain pernah saya temui pada penyajian tumis kangkung yang juga dipanaskan secara langsung di piring penghidangnya. Pemanas di bawahnya menggunakan minyak goreng dengan sumbu yang biasa digunakan untuk penerangan meja pada cafe-cafe. Dengan pemanas ini, konsumen dijamin akan tetap menikmati soto dalam keadaan panas, bahkan akan menjadi lebih panas semakin lama dibiarkan tidak sisantap.

Icip kuah, memang wajar menurut saya mereka menetapkan harga Rp. 21.500,- untuk setiap porsi. Semua bumbunya terasa pas, hanya karena saya senang pedas, maka saya tambahkan dua sendok sambal dan kira-kira tiga sendok kecap manis. Setelah diaduk, rasanya makin mantab, pas banget dengan yang saya harapkan. Rasa soto-nya mirip dengan Soto Bening & Soto Santan yang berada di Jl. Pengadilan Bogor, hanya yang ini lebih mantab karena santannya lebih kental.

Porsi nasi dan sotonya pas, tidak membuat kekenyangan, tidak juga kurang untuk ukuran saya. Hanya yang disayangkan adalah nasi-nya agak keras, sehingga sedikit mengurangi kenikmatan soto-nya. Banyak restoran yang mempunyai rasa masakan yang mantab, namun ada beberapa diantaranya yang kurang memperhatikan kualitas nasi. Padahal menurut saya, kualitas nasi adalah faktor utama. Bahkan Ibu Fatmawati, founder Ayam Goreng Fatmawati, selalu mengingatkan karyawannya akan pentingnya menjaga kualitas makanan, terutama nasi.

4 Responses to Soto Betawi “Bang Thamrin”

  1. Resi Bismo says:

    manteb tuh bro….. pasti enak, secara aku penggemar per-soto-.an. Makasih udah mampir bro! sukses selalu.

    • kangajo says:

      memang MantaB tuh soto Bang Thamrin. ada referensi tempat lain yang soto-nya MantaB juga ga…?
      mode berburu soto enak : ON

  2. ub3nk says:

    mantap mantappppp, apalagi kalo kuponya ada terussssss

  3. kangajo says:

    heu…heu…heu…, kupon tetep ada boss kalo ente makan Sop Iga atawa Sop Buntut. Dijamin puas deh….

Leave a comment